Sejarah Singkat
TSTJ awalnya didirikan sebagai Kebun Binatang Sriwedari pada tahun 1901 oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X. Pada tahun 1983, kebun binatang ini dipindahkan ke kawasan Jurug karena perkembangan kota. Pada tahun 2022, dilakukan revitalisasi besar-besaran, dan pada 27 Januari 2023, taman ini resmi dibuka kembali dengan nama Solo Safari.
Fasilitas dan Aktivitas
Solo Safari menawarkan berbagai fasilitas dan aktivitas menarik bagi pengunjung:
-
Interaksi Satwa: Pengunjung dapat berinteraksi langsung dengan satwa, termasuk memberi makan dan berfoto bersama.
Petting Zoo: Area ini memungkinkan pengunjung berinteraksi dengan satwa jinak seperti kelinci, kambing kerdil, kura-kura darat, dan menunggang kuda poni.
Edukasi Satwa: Pertunjukan satwa yang edukatif diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran akan konservasi alam dan lingkungan.
Fasilitas Lainnya: Solo Safari dilengkapi dengan restoran seperti Makunde Bistro yang menawarkan pemandangan langsung ke kandang singa, serta Bengawan Resto yang menghadap ke danau. Terdapat juga toko suvenir, area bermain anak, dan fasilitas lainnya untuk kenyamanan pengunjung.
Lokasi dan Akses
Solo Safari berlokasi di Jalan Ir. Sutami No.109, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Lokasinya strategis dan mudah diakses dari berbagai titik di kota Solo.
Komitmen terhadap Konservasi
Sebagai bagian dari Taman Safari Indonesia, Solo Safari berkomitmen dalam upaya konservasi satwa liar dan pendidikan lingkungan. Taman ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, tetapi juga sebagai pusat konservasi dan penelitian untuk menjaga keberlanjutan satwa liar di Indonesia.
Dengan transformasi dan fasilitas yang ditawarkan, Solo Safari menjadi destinasi wisata yang menarik bagi keluarga, pelajar, dan pecinta satwa yang ingin mendapatkan pengalaman edukatif dan rekreatif di tengah kota Surakarta.
Latar Belakang Perubahan TSTJ Menjadi Solo Safari
Solo Safari sebelumnya dikenal sebagai Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), sebuah kebun binatang yang telah berdiri sejak lama di Kota Solo. Perubahan dari TSTJ menjadi Solo Safari merupakan bagian dari upaya revitalisasi besar-besaran untuk meningkatkan kualitas fasilitas, kesejahteraan satwa, dan pengalaman pengunjung.
1. Kondisi TSTJ Sebelum Revitalisasi
Sebelum dilakukan perubahan, TSTJ menghadapi beberapa permasalahan, di antaranya:
- Kondisi Fasilitas yang Kurang Memadai: Banyak kandang dan area satwa yang sudah tua dan kurang memenuhi standar modern kebun binatang.
- Kesejahteraan Satwa yang Kurang Optimal: Beberapa satwa diduga tidak mendapatkan perawatan terbaik karena keterbatasan fasilitas dan sumber daya.
- Minat Pengunjung Menurun: Seiring waktu, jumlah pengunjung menurun akibat daya tarik yang kurang berkembang dibandingkan dengan kebun binatang lain di Indonesia.
2. Proses Revitalisasi
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Kota Solo bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia (TSI) melakukan revitalisasi TSTJ. Revitalisasi ini dilakukan dalam beberapa tahap dan mencakup:
- Pembangunan Kandang Baru: Mengadopsi konsep "open zoo" yang lebih ramah terhadap satwa.
- Peningkatan Kesejahteraan Satwa: Penyediaan lingkungan yang lebih baik untuk kehidupan satwa, termasuk perawatan kesehatan dan gizi yang lebih baik.
- Penambahan Atraksi dan Edukasi: Menyediakan berbagai program edukasi dan pengalaman interaktif bagi pengunjung.
3. Peresmian Solo Safari
Setelah proses revitalisasi yang memakan waktu sekitar satu tahun, Solo Safari resmi dibuka pada 27 Januari 2023. Dengan wajah baru, Solo Safari menjadi destinasi wisata unggulan yang menggabungkan konservasi satwa, edukasi, dan hiburan dalam satu tempat.
4. Tujuan Perubahan ke Solo Safari
Perubahan ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan Standar Kesejahteraan Satwa sesuai dengan standar internasional.
- Menjadikan Solo Safari sebagai Destinasi Wisata Modern yang lebih menarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
- Mendukung Konservasi Satwa dengan menghadirkan habitat yang lebih baik dan program edukasi untuk masyarakat.
- Meningkatkan Pendapatan Daerah melalui pengelolaan kebun binatang yang lebih profesional dan modern.
Dengan perubahan ini, Solo Safari kini menjadi tempat wisata yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendidik, serta berkontribusi dalam upaya pelestarian satwa liar.
thanks for your comments