Candi Gedongsongo merupakan kompleks candi yang terletak di lereng Gunung Ungaran. Komplek candi ini merupakan peninggalan dari Dinasti Sanjaya abad 9. Nama Gedongsongo berasal dari bahasa Jawa, yakni Gedong yang artinya bangunan dan Songo yang berarti sembilan.
---------------------------------------
#pesonaindonesia #Travelling #candigedongsongo #wisatabandungan #ungaran
Gerbang pintu masuk Candi Gedong Songo |
Candi Gedong Songo di Bandungan merupakan destinasi wisata di Jawa Tengah yang tak hanya menebar pesona keindahan alam di atas lereng Gunung Ungaran, namun juga merupakan benda cagar budaya yang memiliki jejak sejarah. Candi yang berada di ketinggian 1.200 mdpl dengan suhu yang dingin ini tepatnya berada di Dusun Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang Komplek candi ini pertama kali ditemukan oleh Loten pada tahun 1740 dan dibangun pada abad VIII-IX Masehi. Nama Gedong berasal dari bahasa Jawa, Gedong bermakna rumah atau bangunan dan Songo bermakna sembilan. Jadi Gedong Songo mempunyai arti sembilan bangunan (kelompok bangunan).
Merunut sejarahnya, Gedong Songo yang merupakan candi hindu ditemukan oleh Loten, pada 1740. Kemudian, Gubernur Thomas S Raffles menuliskannya dan memberi nama gedong pitoe (tujuh) karena hanya menemukan 7 kelompok bangunan pada 1804.
Namun ketika mengunjungi candi Gedong Songo, Anda hanya akan mendapati 5 komplek candi. Sehingga hal itu telah memunculkan misteri yang belum terjawab, apakah ada makna lain dari kata 'Gedong Songo' atau masih ada 4 komplek candi lainnya yang belum ditemukan?
Keberadaan Candi Gedong Songo di lereng Gunung Ungaran bukan tanpa alasan. Sejak dulu umat Hindu percaya bahwa gunung adalah tempat tinggalnya para Dewa dan diyakini sebagai tempat persembahan kepada roh nenek moyang. Candi Gedong Songo juga menyimpan kekhasan tersendiri dengan adanya akulturasi budaya. Itu tergambar dengan adanya kepercayaan kepada Parswadewata, yakni persembahan kepada ruh nenek moyang yang bersatu dengan Siwa yang pada candi disimbolkan dengan Lingga-Yoni yang dikawal oleh tiga dewa (Durga, Ganesha, dan Agastya).
Sisi lain yang menarik dari candi Gedong Songo adalah posisi candi yang diletakkan berderet dari bawah hingga ke atas perbukitan. Belum ada jawaban yang menjelaskan mengapa posisi candi dibuat sedemikian rupa. Akan tetapi ada yang mempercayai jika posisi candi menggambarkan hirarki kesucian yang berarti bahwa candi yang diatasnya lebih suci dari candi di bawahnya. Atau ada juga yang mempercayai bahwa posisi candi menggambarkan petunjuk suatu prosesi keagamaan yang dilakukan dari candi terbawah hingga teratas. Anatomi candi-candi Gedong Songo sama halnya dengan candi pada umumnya, yaitu terdiri atas tiga bagian: kaki, tubuh, dan atap. Pada ketinggian 1.208 m terdapat Gedong I yang menghadap ke barat, di dalam biliknya masih tersimpan Yoni namun lingganya sudah tidak ada. Gedong II berada di posisi 1.274 m, pada posisi ini terdapat dua candi induk dan berhadapan dengan candi perwara yang sayang kini telah runtuh.
Sementara Gedong III berada di ketinggian 1.297 m, gedong ini terdiri dari tiga bangunan, yaitu candi induk menghadap barat yang dilengkapi dengan arca, candi apit yang menghadap utara, dan candi perwara yang diletakkan di depan candi induk. Mahakala dan Nandiswara terdapat di kanan-kiri pintu candi.
Sementara Gedong IV berada pada ketinggian 1.295 m, gedong ini terdiri dari 12 bangunan yang terbagi tiga sub kelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari candi induk dan delapan candi perwara, sub kedua terdiri dari candi satu candi perwara, dan sub kelompok ketiga terdiri dari dua candi perwara. Pada Gedong V terdapat candi induk yang diapit reruntuhan candi perwara, lokasinya berada pada ketinggian 1.308 m, dan terdapat arca Ganesha. Jika pengunjung merasa lelah untuk bisa sampai di Gedong V pada ketinggian 1.308 m tersebut, tidak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah menyiapkan kuda sewaan. Selain itu, terdapat juga pemandian air panas yang sumber airnya berasal dari kawah pegunungan Ungaran.
Candi Gedong I merupakan salah satu candi yang memiliki bentuk cukup utuh, meski bagian atasnya sudah tidak sempurna, di antara candi di kawasan Gedong Songo tersebut, dengan tinggi sekitar 4 hingga 5 meter candi kokoh berdiri di atas sebuah batur. Kaki candi setinggi 1 meter itu memiliki pahatan relief sulur dan bunga, atau yang biasa disebut dengan padma yang mengelilinginya. “
Candi tersebut juga memiliki ruangan kecil dan berdiri menghadap Timur yang disertai dengan tangga kecil di pintu masuknya,” Candi Gedong Songo dibangun di bawah kekuasaan Mataram Kuno di masa pemerintahan Raja Putera Sanjaya. Bentuk dan relief dari candi ini yang dijadikan bukti bahwa dibangun di masa dinasti Sanjaya, tapi masih diteliti lagi oleh para ahli arkelog.
Menurut sejarahwan Dr. Bosch dalam karangannya berjudul Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952), Kerajaan Medang terdapat dua dinasti yakni Sanjaya dan Sailendra (Syailendra). Dinasti Sanjaya mulai memerintah sekitar tahun 732.
Dari bentuk candi juga diketahui bahwa ini adalah candi dengan corak agama Hindu, banyak arca Dewa Hindu yang terdapat di Candi Gedong Songo, seperti arca Syiwa Mahaguru, Syiwa Mahakala, Syiwa Mahadewa, Maharsi Agastya, dan Ganesha Durgamahesasuramardhani. “Pada area perbukitan juga menjadi salah satu kepercayaan pemeluk agama Hindu yang percaya gunung merupakan tempat para Dewa, sehingga menjadikan Candi Gedong Songo berfungsi sebagai tempat ibadah para pemeluk agama Hindu,”.
Kompleks bangunan Candi Gedong Songo terdiri atas lima gedong atau kumpulan candi, di mana dua di antaranya terletak di sisi timur bukit, dua di utara, dan satu di sisi barat. Berikut ini bangunan yang berada di kompleks Candi Gedong Songo.
Denah/ Peta jalur Candi Gedong Songo |
Candi I
Candi ini berada di ketinggian 1.208 mdpl, yang di dalamnya terdapat yoni tanpa lingga, yang merupakan simbol kejantanan dan kesuburan, dengan puncak yang sudah terlihat rusak.
Komplek Candi I |
Candi II
Berada di ketinggian 1.297 mdpl dengan bangunan yang masih utuh. Di depan candi terdapat bangunan yang diduga oleh para ahli sebagai bangunan candi perwara atau candi kecil yang berada di depan candi induk.
Komplek Candi II |
Candi III
Berada di ketinggian 1.297 mdpl, dengan tiga candi yang masih utuh dan terdapat candi perwara. Selain memiliki hiasan stupa di atapnya, candi ini juga menjadi satu-satunya candi yang menggunakan makara atau arca yang berbentuk kepala gajah.
Komplek Candi III |
Candi IV
Berada di ketinggian 1.295 mdpl, dengan satu candi yang masih utuh dengan dikelilingi reruntuhan candi.
Komplek Candi IV |
Candi V
Candi terakhir berada di ketinggian 1.308 mdpl dengan satu bangunan candi yang masih utuh dan beberapa reruntuhan candi.
Komplek Candi Candi V |
--------------------------------
Sumber Artikel :
- Kunjungan wisata Des 2022
- https://www.kompas.com/
- https://www.wikipedia.org/
- Lestari, Garsinia. 2016. Mengenal Lebih Dekat: Candi Nusantara. Jakarta: Pacu Minat Baca.
thanks for your comments