Gunung Slamet - Berada di sebelah barat laut 30 KM dari kota Purbalingga,dengan ketinggian 3.428 mdpl (meter diatas permukaan laut) merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru.
Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah.
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru.
Setiap tahun pada bulan Juni s/d September para pecinta alam biasanya datang untuk mendaki gunung. Pendakian dengan jalan kaki mulai darti dukuh Bambangan Desa Kutabawa sampai kepuncak ditempuh 510 menit (8-9 jam).
Para pendaki yang akan naik ke Puncak disediakan Pondok Pemuda untuk menampung para pendaki.
Legenda
Gunung Slamet memiliki cerita legenda yang turun-temurun Nama Slamet diambil dari bahasa Jawa yang artinya selamat. Nama ini diberikan karena dipercaya gunung ini tidak pernah meletus besar dan memberi rasa aman bagi warga sekitar. Menurut kepercayaan warga sekitar, bila Gunung Slamet meletus besar, maka Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua bagian. (Wikipedia)
Akses
Ada beberapa jalur pendakian menuju puncak Gunung Slamet, yang menjadi favorit di kalangan pendaki adalah jalur via Bambangan. Karena jalur ini selain paling pendek, juga tidak terlalu berat.
Basecamp Bambangan terletak di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Akses dari Solo bisa menggunakan transportasi kereta atau bus, atau menggunakan kereta api Joglokerto.
Basecamp
Basecamp di jalur Bambangan ini berukuran cukup besar dan bisa menampung puluhan pendaki, seperti aula dengan fasilitas lengkap:
- Tempat istirahat
- Masjid
- Warung makan dengan beberapa pilihan menu dengan harga yang terjangkau
- Tempat parkir motor/mobil
- Penjual souvenir
- Penitipan barang
- Tempat charge HP
- Kamar mandi
Pendakian
Setelah mendaftar dan mengisi data para pendaki perjalanan panjang akan dimulai dari sini.
Basecamp - Pos 1
Anda harus membayar lagi sebesar Rp5.000 untuk tiket masuk Perum Perhutani. Tim hanya 4 orang, dan kami memutuskan untuk melakukan pendakian malam hari. kami mulai berangkat dari Basecamp pukul 17.06 WIB (sore) hari. Jalur ini merupakan yang terpanjang di Gunung Slamet, menempuh sekitar 2 - 3 jam perjalanan. Di awal pendakian, Anda akan melewati perkebunan milik penduduk. Ada beberapa tanaman di sini, mulai dari bawang, kol, wortel, cabe. Anda bisa mengambilnya, tapi harus seizin pemilik kebun. Tapi tenang saja, penduduk di sini ramah-ramah, pasti diperbolehkan mengambil sayuran.
Pos 2 - Pondok Walang
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 15 menit dan melalui trek sedikit ekstrim, akhirnya kami sampai di Pos 2 (Pondok Walang). kami sejenak arehat untuk menunaikan shalat Magrib dan Isya dengan di Jama' maklum musafir dan hemat air.
Pos 2 Pos 3 (Pondok Cemara)
Inilah "jalur neraka"!
Di saat fisik dan stamina mulai menurun, trek di depan semakin sadis saja. Tanjakan demi tanjakan yang semakin terjal, sesekali harus memanjat akar pohon.
Pos 3 (Pondok Cemara) ditandai dengan beberapa bangunan warung semi permanen, tapi tidak sebanyak di Pos 2. Hanya ada beberapa penjual saja di tempat ini.
Pos 3 - Pos 4
Di jalur ini sedikit lebih bersahabat dibanding jalur-jalur sebelumnya, tanpa adanya atraksi manjat-memanjat
Pos 4 ini banyak yang mengatakan horor, dalam hal ini posisi penulis adalah skeptis. Memang sedikit "mencekam" sih suasananya. Sempit dan banyak pohon tumbang, hanya muat 2-3 tenda saja.
karena kami belum mengenal track ini sebelumnya, alhasil kamipun salah alamat, malam kami mendirikan tenda untuk istirahat di Pos "seram' ini, dan kejadian kejadian anehpun kami alami di malam harinya, seperti misalnya terdengar suara gemuruh banyak orang yg naik gunung, namun saat kami cek keluar dan liat ternyata sepi tidak ada apa-apa, suara binatang burung berkicau di malam hari, angin dari arah lembah (jurang) sangat kencang dll.
Pos 4 - Pos 5
Pos 5 merupakan tempat favorit para pendaki (selain Pos 7) untuk mendirikan tenda. Selain tempatnya yang luas dan juga dekat dengan puncak.
Jika Anda ingin menikmati sunrise dari puncak, perjalanan summit attack dari Pos 5 sebaiknya dimulai jam 2-3 dinihari.
Pos 5 - Pos 6
Pos 6 - Pos 7
Pos 7 merupakan tempat favorit kedua pendaki untuk mendirikan tenda. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju puncak lebih cepat.
Pos 8 - Pos 9
Di jalur ini trek mulai sedikit terbuka, Anda sudah bisa menikmati sunrise dari jalur ini. Karena Anda berjalan ke arah barat, matahari akan muncul dari arah belakang Anda berjalan. Jadi pastikan sesekali menoleh ke belakang, jika tidak ingin ketinggalan saat-saat Sang Surya menampakkan diri.
Setelah kami terus melanjutkan perjalanan, akhirnya setelah sampai di Pos 9 (Plawangan) Salah satu teman kami (Bos Sbn) yang memiliki "asma" akhirnya kambuh dan tumbang, dan di pos inilah diputuskan teman kami untuk segera kembali ke basecamp dan ditemani satu kawan yang paling kuat fisiknya.
Setelah tinggal 2 orang, kamipun melanjutkan menuju puncak yang sudah kelihatan di depan mata kami.
Di Pos 9 ini adalah batas vegetasi, di depan trek mulai terbuka dan puncak Slamet terlihat jelas. Dengan medan yang ekstrim . Dengan sudut yang nyaris vertikal, trek bebatuan dan pasir, sangat rawan longsor.
Saya sarankan Anda untuk merenung dan berfikir sejenak terlebih dahulu di Pos 9 ini sebelum memutuskan untuk summit attack. Ingat, puncak hanyalah bonus. Kembali ke keluarga dalam keadaan selamat tanpa kurang suatu apapun adalah tujuan utama.
Oke, kalau Anda memutuskan untuk tetap ke puncak, persiapkan peralatan perang. Topi/kupluk, jaket tebal, kacamata hitam (jika sudah mulai panas), buff/scraft, gaiters, trekking pole dan juga ini yang sangat penting: lipgloss dan sunblock jangan lupa!
Pos 9 - Puncak
Untuk menuju puncak dibutuhkan kesabaran dan ketelitian tingkat tinggi, karena trek pasir campur batu. Harus pandai-pandai memilih jalur, salah pijakan bisa fatal akibatnya. Usahakan untuk tidak berjalan tegak lurus depan belakang, karena bisa berakibat terkena batu dari pendaki di atas.
Setelah menempuh perjalanan dan perjuangan panjang, akhirnya tercapai sudah titik tertinggi Jawa Tengah. Dari sini beberapa gunung di Jawa Tengah dan Jawa Barat terlihat dengan jelas. Di sisi barat laut ada gunung tertinggi di Tanah Pasundan (Ciremai), di sisi tenggara duet Sindoro Sumbing terlihat kompak. Puncak Merapi di belakang Sumbing, Merbabu samar-samar terlihat di antara Sindoro dan Sumbing.
Sesungguhnya mereka yang berdiam diri di rumah masih jauh lebih baik dibanding pelancong yang merusak. Mereka yang tak kemana-mana tetap jauh lebih bijaksana dibanding mereka yang jauh-jauh mencari kebijakan yang bertentangan dengan alam.
Pendakian Puncak Gunung Slamet
---------------------------
Sumber:
Petualangan lapangan tahun 2007
http://www.ariewitantra.com/
http://www.wikipedia.com/
thanks for your comments