Pantai Sadeng yang berada di Gunung Kidul, Yogyakarta, ini adalah satu dari sekian banyak jajaran pantai cantik yang ada di Yogyakarta. Hal yang menjadikan Pantai Sadeng berbeda dari pantai lainnya adalah sejarahnya yang unik. Selain menjadi destinasi yang menawarkan suasana pantai yang indah dan mengagumkan, ada sebuah kepercayaan juga bahwa dahulunya pantai ini adalah muara Sungai Bengawan Solo purba yang mengalir ke arah selatan. Kepercayaan tersebut muncul disertai pula dengan bukti-bukti geogolis yang masih bisa ditemukan hingga saat ini. Dari bukti yang ada tersebut, terlihat bahwa Sungai Bengawan Solo Purba yang mengalir tenang di sebelah utara Jawa pernah bermuara di Pantai Sadeng.
------------
Sejarah
Pada zaman dahulu sungai Bengawan Solo mengalir tenang wilyah utara sebagai hulunya hingga bermuara di pantai Sadeng gunung kidul Yogyakarta. Selanjutnya menurut cerita sekitar 4 juta tahun silam sebuah proses geologi terjadi dimana lempeng Australia menghunjam di bawah pulau Jawa mengakibatkan dataran di pulau Jawa menjadi terangkat. Arus sungai akhirnya tidak bisa melewati hingga akhirnya berbalik ke arah utara. Jalur semula yang akhirnya tinggal jejak yang berupa perbukitan kapur yang menurut penelitian berupa karang yang dulunya berasal dari dalam laut. Kini, bekas aliran sungai Bengawan Solo purba ini menjadi jejak geologi yang sangat berharga.
Banyak hal di sepanjang perjalanan menuju Pantai Sadeng yang dapat Anda nikmati, salah satunya adalah keindahan pemandangan Telaga Suling. Telaga Suling merupakan telaga yang diyakini sebagai sisa aliran dari air Sungai Bengawan Solo Purba. Jalur sisa aliran air Sungai Bengawan Solo Purba ini bisa terlihat setelah kamu memasuki Ibukota kecamatan Girisubo. Usahakan berhenti sebentar di tepi jalan menuju Pantai Sadeng. Secara perlahan, amati dan nikmati sisa aliran Sungai Bengawan Solo Purba yang telah berubah menjadi Telaga Suling.
Di sana, akan terlihat dengan jelas dua buah perbukitan kapur memanjang, yang di tengahnya terdapat sebuah lembah. Semula, tempat itu merupakan jalur aliran dan dasar dari Sungai Bengawan Solo purba. Namun, sekarang ini lembah tadi digunakan sebagai tempat bercocok tanam palawija oleh penduduk setempat karena tanahnya yang subur. Totalnya panjang lembah adalah sepanjang 7 km, berkelok – kelok ke arah utara, hingga memasuki wilayah Pracimantoro yang berada di Kabupaten Wonogiri. Kalau diikuti terus, akan bertemu Bengawan Solo dan lokasi pembalikan arah pembalikan bengawan solo. Sementara, muara dari Sungai Bengawan Solo Purba sekarang ini berada di pantai sebelah timur yang sekarang dimanfaatkan sebagai pelabuhan perikanan.
Pelabuhan Perikanan
Pantai Sadeng bukan hanya destinasi wisata yang menyenangkan di Yogyakarta, namun juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat sekitar. Sebagian pantai memang dimanfaatkan sebagai salah satu pelabuhan perikanan di Yogyakarta. Menariknya lagi, ini adalah salah satu pelabuhan ikan yang paling maju di Yogyakarta. Biasanya sih lebih sering dikenal dengan nama Pangkalan Pendaratan Ikan ( PPI ). Aktifitas yang terlihat sehari – hari di pelabuhan ini begitu hidup. Di tempat ini terlihat banyak perahu motor berukuran besar, rumah pondokan, pelelangan ikan dan koperasi, hingga terminal pengisian bahan bakar untuk Kapal Nelayan.
Selain menikmati keindahan sekitar Pantai Sadeng, cobalah teman – teman traveler berkeliling di sekitar pelabuhan. Amati aktivitas dan kehidupan sehari – hari yang terjadi di pelabuhan dekat Pantai Sadeng. Akan sering ditemui beberapa nelayan sedang membersihkan perahu, membawa ikan hasil tangkapan ke tempat pelelangan ikan, hingga menggiling es batu yang digunakan untuk mengawetkan dan membuat ikant tetap segar. Tidak jarang pula terlihat ibu-ibu yang sedang mengasuh anak di pondokan sekitar pantai melengkapi betapa harmonisnya suasana sekitar Pantai Sadeng.
Pesona Pantai Sadeng |
Awal cerita berkembangnya pelabuhan di Pantai Sadeng ini disebutkan dimulai pada sekitar tahun 1983. Ketika itu ada serombongan nelayan yang berasa dari Gombong Jawa Tengah, berlabuh di pantai ini. Kemudian mereka memutuskan untuk menetap untuk bertahan hidup dari hasil tangkapan laut di Pantai Sadeng. Karena hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan semakin berlimpah maka semakin banyak yang bertahan disini. Puncaknya adalah ketika pada tahun 1986 didirikan sebuah pelelangan ikan dan dibangun juga mercusuar untuk mendukung aktivitas nelayan sekitar.
Pantai Sadeng ini adalah sebuah bukti nyata proses evolusi, mulai dari sisa – sisa sungai Bengawan Solo purba yang sekarang berubah menjadi ladang penghasilan masyarakat sekitar. Hingga cerita perkembangan sebuah desa nelayan kecil menjadi Pelabuhan perikanan yang ramai dan salah satu yang terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi
Desa Songbanyu dan Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak sekitar 46 km dari Wonosari dan 80 km dari kota Yogyakarta.
Klik DISINI untuk menuju ke lokasi dengan Navigasi GoogleMap
Akses
Akses untuk mencapai pantai Sadeng ini sangat mudah dengan angkutan umum, dari Wonosari dilanjutkan ke arah Semanu kemudian Rongkop. Dari sana letak pantai ini sudah sangat dekat. Jalan menuju kepantai ini melalui bebrapa tikungan tajam dengan kemiringan yang relatif terjal sehingga anda harus lebih berhati-hati bila memakai kendaraan pribadi karena mungkin anda belum hafal medannya.
Survei tahun 2004 |
Harga Tarif
Harga tiket masuk Pantai Sadeng ini sebesar Rp.5.000,- per orang ( Januari 2014 )
Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di pantai ini cukup memadai karena pantai ini juga merupakan pantai pelabuhan, seperti tempat parkir yang luas, kamar mandi, warung kelontong, warung makan yang menyediakan berbagai masakan serba ikan, kerupuk ikan, ikan panggang dan lain-lain.
“Sedekah tidak sama dengan matematika bisa ditambah, dikurang, dibagi dan dikali. Karena sedekah itu akan berlimpah dan berkalilipat kembali kepada kita”
-------------------------
Sumber:
Kunjungan Lapangan/ survei tahun 2004
http://blog.reservasi.com
https://www.njogja.co.id
thanks for your comments