Wisata petualangan mendaki Gunung Agung di Bali selain memang karena anda seorang pecinta alam, juga harus memiliki kondisi tubuh dan kesehatan prima. Gunung tertinggi di Bali ini memiliki ketinggian tinggi ± 3.044 meter dari permukaan laut, ketinggian awalnya 3.142 meter namun karena sebuah letusan dahsyat ketinggiannya menurun, ini adalah summit tertingginya, sehingga anda bisa mengarahkan pandangan 360 derajat, murni di paling puncak, sedangkan jika anda mendaki Gunung Agung hanya sampai pada puncak 2 saja, maka pendakian hanya mencapai 2.000 meter saja.
Klik DISINI untuk menuju ke lokasi dengan Navigasi GoogleMap
Ada pemandangan seperti Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat; Danau Batur dan Gunung Batur di Bali; dan juga momen matahari terbit yang memukau. Gunung Agung termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Karangasem.
Ada dua jalur pendakian yang biasa digunakan oleh pendaki untuk mencapai puncak Gunung Agung. dua jalur tersebut bisa dilalui lewat Pura Besakih dan Pura Pasar Agung.
Jalur Pura Besakih berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, sementara jalur Pura Pasar Agung berada di Desa Selat, Kecamatan Sebudi.
"Umumnya pendaki melewati jalur pendakian Pura Besakih yang bisa sampai puncak 3.142 meter di atas permukaan laut (mdpl),"
Bila melewati jalur pendakian Pura Besakih, pendaki akan bertemu dengan Pura Pesimpangan, Tirta Giri Kusuma, dan Kori Agung. Adapun ketiga tempat itu disakralkan bagi umat Hindu Bali.
Gunung Agung juga merupakan gunung yang dikeramatkan oleh pemeluk agama Hindu, setiap ada upacara persembahyangan dalam tingkatan paling tinggi (utamaning utama), maka warga juga melakukan pendakian mendaki Gunung Agung memohon air suci ke puncak untuk melengkapi sarana upacara tersebut. Jika anda berencana mendaki ke Gunung Agung dan pada saat itu ada upacara keagamaan di pura pasar Agung ataupun Besakih, maka acara pendakian bisa diundur atau dimajukan.
Kori Agung itu pintu menuju puncak. Setelah itu ada puncak 1 dengan ketinggian 2.800 mdpl, ada puncak dua 3.140 mdpl, puncak ketiga itu 3.142 mdpl. Dari puncak itulah daya tarik melihat pemandangan-pemandangan.
Kemudian, jalur pendakian Pura Pasar Agung nantinya hanya sampai di pinggir kawah. jalur Pura Pasar Agung hanya sampai di ketinggian 2.800 mdpl.
Itu kalau mau sampai puncak ketiga, sangat sayang sekali jalannya untuk menyeberang karena terjal. Kecuali pendaki yang sering mendaki mungkin bisa lewat.
Titik awal pendakian jalur Pura Besakih sendiri berada di ketinggian 1.250 mdpl. Sementara, untuk titik awal Pura Pasar Agung berada di ketinggian 1.750 mdpl.
Trek perjalanan di Pura Pasar Agung itu jalur bebatuannya sangat panjang. Jalur besakih itu trek bebatuannya pendek tapi jalur pendakiannya panjang.
Gunung Agung sendiri bertipe stratovolcano yang hingga saat ini masih berstatus aktif.
JALUR PURA BESAKIH
Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks pura Besakih yang terkenal , kita akan melihat pemandangan yang sangat mengesankan disepanjang perjalanan. Disepanjang jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa bekal air yang banyak.
Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak boleh sembarang orang untuk ke sana.
Tidak terdapat pos khusus untuk para pendaki, namun pendaki wajib melaporkan diri di kantor polisi di pintu gerbang Pura Besakih. Untuk kelengkapan surat-surat sebaiknya siapkan surat jalan dari sekolah/kampus atau RT/RW. Tidak dikenakan biaya administrasi tetapi sebaiknya kita memberi secara suka rela.
Kita dapat juga bermalam di pos ini jika kemalaman pada saat turun gunung. Tidak banyak informasi yang dapat diperoleh dari petugas (polisi) tentang gunung, kecuali catatan kecelakaan yang terjadi di Gunung. Bila hendak menyewa ranger (guide) biayanya berkisar Rp.400.000,- Dari para guide lokal inilah informasi tentang gunung baru bisa diperoleh.
Pada saat ada upacara besar biasanya pendaki dilarang naik karena menurut kepercayaan dan pengalaman masyarakat setempat biasanya sering terjadi kecelakaan pada saat ada upacara besar.
Pendakian menuju puncak gunung agung ini akan melewati tempat-tempat ibadah orang bali, sehingga bagi para pendaki yang ketika akan mendaki mendapati upacara keagamaan disarankan agar menunda pendakiannya untuk menghormati ritual keagamaan tersebut. Disamping itu jalur yang dilalui sempit apa bila berjumpa dengan iring-iringan masyarakat yang hendak mengadakan upacara di gunung, ke beradaan para pendaki sangat mengganggu perjalanan mereka yang membawa berbagai sesaji. Mereka membawa berbagai bentuk sesaji salah satunya kambing hidup, dengan cepat mereka berjalan menuju puncak gunung.
Perjalanan diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan. Melewati kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.
Pendakian Puncak Gunung Agung Bali - 2003 |
Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar.
Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot.
Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki.
Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng yang sangat terjal. Di tempat ini Tim skrekanek memberi sesaji kepada dewa hanoman, berupa buah-buahan. Dari titik ini pendaki dapat melakukan point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah gunung Agung sebelah tenggara.
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.
Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang.
Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.
Kawah gunung agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah. Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat ( sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain.
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan. Pagi hari udara masih bersih sehingga kita dapat memandang gunung-gunung lainnya di pulau bali, menjelang siang badan dan puncak Gunung Agung diselimuti awan sepanjang hari.
Mencapai puncak Gunung Agung menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan akan lebih berarti lagi bila disertai dengan perenungan atas ciptaan Allah SWT, yang Maha Kuasa atas segalanya, disamping pemandangan pulau Bali yang sangat indah dari puncak gunung.
Keberhasilan mencapai puncak Gunung agung bukan berarti perjalanan telah berakhir, karena menuruni puncak Gunung Agung bahkan lebih berbahaya dari pada mendaki, stamina dan semangat pendaki biasanya sudah menurun padahal kita harus tetap berkonsentrasi penuh.
Kadang pendaki menjadi pusing dan ngeri ketika menuruni puncak Gunung yang sangat curam dan berbahaya, karena memandang ke bawah tanpa terhalang pohon pemandangan jurang yang sangat dalam. Untuk itu jangan tinggalkan teman berjalanlah secara beriringan dalam jarak dekat, tingkatkan solidaritas sehingga dapat menghibur dan saling membangkitkan semangat.
Sesampai di pos bila Anda kelelahan dan kemalaman dapat menumpang tidur di sini. Banyak terdapat toilet yang disewakan dan warung-warung disekitar pos. Terdapat banyak penginapan penduduk di sekitar Pura Besakih. Bila anda beruntung dapat menyaksikan upacara keagamaan yang diiringi dengan tari-tarian. Dari Pura Besakih ini hampir tidak ada kendaraan umum, karena para turis biasanya menyewa mobil. Di pagi hari biasanya ada kendaraan umum menuju kota terdekat.
Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.
Puncak tertinggi berada di sebelah barat daya, yakni sebuah bukit berbatu yang tandus dari batu gunung berapi yang runcing. Untuk menuju kawah Gunung Agung kita melewati beberapa puncak gunung yang berpasir dan jalur sangat sempit dan memanjang.
Jalur ini sangat curam dan berbahaya, lebih-lebih jika ada angin kencang dan badai akan semakin membahayakan pendaki.
Kawah gunung agung lebar melingkar dan sangat curam disisi luar, dan tegak lurus kecuramannya di sisi dalam kawah. Setiap tahun diadakan upacara dengan sesaji kerbau yang diceburkan ke dalam kawah melewati jalur selat ( sisi selatan ), karena tidak mungkin untuk melalui jalur Pura Besakih. Pendaki bisa berjalan di sepanjang sisi kawah untuk menuju jalur pendakian yang lain.
Dari puncak gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di pulau Lombok, meskipun kedua gunung tertutup awan karena kedua puncak gunung tersebut berada di atas awan. Pagi hari udara masih bersih sehingga kita dapat memandang gunung-gunung lainnya di pulau bali, menjelang siang badan dan puncak Gunung Agung diselimuti awan sepanjang hari.
Mencapai puncak Gunung Agung menjadi suatu kebanggaan tersendiri dan akan lebih berarti lagi bila disertai dengan perenungan atas ciptaan Allah SWT, yang Maha Kuasa atas segalanya, disamping pemandangan pulau Bali yang sangat indah dari puncak gunung.
Keberhasilan mencapai puncak Gunung agung bukan berarti perjalanan telah berakhir, karena menuruni puncak Gunung Agung bahkan lebih berbahaya dari pada mendaki, stamina dan semangat pendaki biasanya sudah menurun padahal kita harus tetap berkonsentrasi penuh.
Kadang pendaki menjadi pusing dan ngeri ketika menuruni puncak Gunung yang sangat curam dan berbahaya, karena memandang ke bawah tanpa terhalang pohon pemandangan jurang yang sangat dalam. Untuk itu jangan tinggalkan teman berjalanlah secara beriringan dalam jarak dekat, tingkatkan solidaritas sehingga dapat menghibur dan saling membangkitkan semangat.
Sesampai di pos bila Anda kelelahan dan kemalaman dapat menumpang tidur di sini. Banyak terdapat toilet yang disewakan dan warung-warung disekitar pos. Terdapat banyak penginapan penduduk di sekitar Pura Besakih. Bila anda beruntung dapat menyaksikan upacara keagamaan yang diiringi dengan tari-tarian. Dari Pura Besakih ini hampir tidak ada kendaraan umum, karena para turis biasanya menyewa mobil. Di pagi hari biasanya ada kendaraan umum menuju kota terdekat.
Sunrise on holy mountain Gunung Agung volcano (3033m) on Bali island in Indonesia.
Climbed by Katka, Jana & Jirka (friends from Czech Republic) on 3rd May 2016.
Captured by DJI Phantom 3 Advanced.
-----------------------------
Sumber:
http://www.tribunnews.com/
http://www.merbabu.com/
http://www.merbabu.com/
1 comments:
Keren banget kak duaistanto
thanks for your comments